Postingan

                                       RINTIHANNYA. Malam ini dia menangis dalam. Pikirannya terbang kembali menuju kampung, tepatnya rumah tempat ia tinggal bersama keluarga. Ia sudah hampir setahun bersahabat dengan lingkungan baru tempat ia tinggal sekarang. Di tempat ini, yaitu di kota pelajar ia sendiri. Tidak ada sanak keluarga menemani kecuali teman dan sahabat-sahabat baru yang ia anggap sebagai keluarga baru. Orang yang melihatnya mungkin akan berfikir bahwa hidupnya selalu tenang , tercukupi dan bahagia. Itu semua benar jika mereka hanya melihatnya secara sekilas. Namun sejujurnya, ia tidak sepenuhnya bahagia dengan kondisi dan lingkungannya saat ini. Ia hanya menjalani hidup yang monoton dan menjalaninya begitu saja tanpa ada target dan rencana. Sungguh ia sangat malang dengan pikirannya sendiri. Ia sadar dengan kekurangan yang ia miliki, namun ia pun bingung sampai kapan ia akan terus dalam kondisi tersebut. Ia memiliki banyak mimpi, walau mimpi itu tidak ada yang
                                                TANPA JUDUL. Tidak ada kata apalagi jumpa. Tidak ada like ataupun komentar seperti biasa. Berdua punya jalan masing-masing. Rindu? Bukan. Aku akan mengatakan itu bukan rindu sebab itu tidak pantas. Baiklah, aku memang sudah terbiasa dengan keadaan seperti ini. Namun jujur itu berlalu tidak semudah yang terlihat. Aku memang tidak sekuat wanita sholehah yang mampu menjaga mata, pandangan serta hati mereka untuk tidak memikirkan hal konyol ini. Tapi aku berusaha menjadi muslimah yang istiqomah dengan prinsip dasar keyakinan. Cinta tidak mesti mengumbar rasa. Cinta tidak pantas membutakan manusia. Justru dengan cinta seharusnya berpikir logis. Ini bukan tentang dia yang disana, disini atau bahkan dimanapun. Tapi ini tentang aku, dirimu, mereka dan kalian. Ini bukan puisi ungkapan rindu, apalagi cinta. Tapi ini rangkuman hati yang berekspresi melalui deretan kata dalam tulisan.                            
KERTAS PUTIH  Sesulit itukah memaafkan kesalahan orang lain? Iya sulit jika kamu hanya terfokus pada kesalahan-kesalahan yang ia buat. Tapi pernahkah kamu sejenak memikirkan sedikit kebaikannya yang ia lakukan padamu? Ah iya memang benar, seputih apapun kertas yang kau sediakan namun jika kamu pernah menitikkan tinta hitam meski itu hanya setetes, tetap saja tinta itu telah menodai bahkan mengotori kertas putihmu. Sangat disayangkan bukan? Namun mustahil pula jika kertas putihmu itu tak akan terkena tinta hitam, sebab kau adalah manusia biasa. Manusia biasa tempat salah dan lupa. Kertas putih tanpa tinta hitam? Bagai hidup di surga-Nya tanpa melakukan dosa sedikitpun. Namun hey sadarlah, saat ini kamu sedang hidup dimana? Menghirup udara dimana? Di bumi. Iya di bumi. Jika kertasmu tak pernah kusut,ternodai tinta hitam maupun tinta dengan warna yang lain tentu saja kertas-mu itu bisa dibilang kertas ajaib. Tapi ah, rasanya kurang kreatif sekali jika putih polos begitu. Kamu seharus
Kehilangan adalah perasaan yang sulit untuk diterima. Entah itu kehilangan akan benda-benda berharga maupun orang-orang tersayang. Namun bagaimana kita seharusnya menyikapi arti dari kehilangan tersebut? Jawabannya cukup ikhlaskan dan terima dengan lapang dada. Sulit memang melakukan hal demikian. Mengapa sulit? Sebab kita terlanjur terlalu sayang memiliki yang sejatinya bukan milik kita. Padahal semua yang ada di dunia ini milik-Nya, walaupun itu hanya sekedar sebuah pulpen. Itu sejatinya tetap milik Allah. Pulpen tercipta dari olah pikir manusia, yang dimana Allah lah yang menciptakan manusia itu sendiri dan memberikannya anugerah untuk berpikir menciptakan benda-benda seperti pulpen. Lalu bagaimana jika kita kehilangan seseorang yang sangat berarti seperti orangtua,sahabat ataupun pacar? Ingat! Mereka adalah milik Allah, maka sudah sepantasnya Allah berhak mengambil kembali milik-Nya. Untuk mempermudah jalan untuk mengikhlaskan arti kehilangan, maka cintai dan sayangilah hal-hal yan
Selamat Tinggal Karya : Suci Linda Utami Malam yang sepi nan sunyi Berteman cahaya bulan  Menembus ingatan waktu dulu Hati menjerit, dalam luka menjerit  Membongkar luka terdalam  Wajahmu kembali hadir  Memutar kembali masa itu Masa dimana engkau bersinar dihatiku  Memanjakanku dengan pesonamu  Membawa aku ke mimpi indah buatanmu Aku terbelenggu dalam kisah pahit  Menyesali pertemuan antara kau dan aku Pertemuan yang meyisakan luka dan duka Aku menunggu dan terus menunggu  dalam kehampaan penantian panjang Kini bersua aku dengan sosok penggantimu  Sosok pembawa tawa dalam hariku  Tawa yang sempat sirna, setelah luka yang kau goreskan. Luka dari sandiwara cintamu. Demi bulan yang bersinar terang, demi ombak yang berderu-deru, dan demi hati yang terluka. Detik ini telah kulempar jauh darimu dari ingatan  dan cahaya bulan saksinya.
Video Coklat
Gambar